Seperti itulah yang dialami oleh mamat, seorang siswa yang harus berhenti sekolah bukan karena malas atau tak ingin sekolah, namun karena himpitan ekonomi yang menyebabkan keinginan belajarnya itu sirna, mamat adalah salah satu dari banyak anak di Indonesia yang terpaksa putus sekolah karena keadaan keluarga. Mamat adalah anak pertama dari 3 bersaudara, ke-dua adik-adiknya saat ini masih duduk di bangku Sekolah dasar, ayahnya seorang pedagang ikan dan burung keliling, sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga.

Penghasilan dari ayahnya yang tidak menentu menyebabkan mamat berfikir bagaimana cara agar bisa membantu dan meringankan beban orangtua, mamat putus sekolah setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena dia ingin adik-adiknya mendapatkan pendidikan yang lebih layak dan lebih baik dari dirinya, akhirnya mamat putus sekolah. Kedua orang tua mamat sebenarnya ingin menyekolahkan mamat sampai lulus SMA, tapi ada daya.. hidup serba pas-pasan membuat orangtua mamat mengurungkan niatnya.

Dengan berjualan Ikan hias keliling mamat menjajakan dagangannya kepada masyarakat berharap hasil dari ikan hias itu akan laku terjual dan untung, mamat setiap hari pergi menjajakan dagangannya dari satu desa ke desa lain, bahkan ke kecamatan satu ke kecamatan lain, dengan sebuah sepeda ontel tua mamat  pergi menusuri jalan yang ramai dan panasnya terik sinar matahari. Mamat berharap kedua adik-adiknya dapat bersekolah dengan serius dan dapat hidup lebih layak serta dapat membahagiakan kedua orangtua, didalam hatinya mamat ingin bersekolah kembali, menuntut ilmu sampai akhir hayat nanti.